Deretan film-film lokal maupun internasional kembali menghiasi layar bioskop pada bulan Oktober ini. Salah satunya adalah film Joker garapan sutradara Todd Phillips yang paling ditunggu penggemar film saat ini.
Ya, Joker yang akan rilis pada 2 Oktober 2019 di Indonesia ini menjadi salah satu film yang paling ditunggu sejak teaser trailer perdananya dirilis oleh Warner Bros beberapa waktu lalu. Film ini menceritakan tentang Arthur Fleck (diperankan oleh Joaquin Phoenix) yang menjalani hidupnya sebagai stand-up comedian di Gotham City namun selalu gagal. Selain itu, ia juga sering mendapat tekanan sosial seperti kerap menjadi sasaran bullying warga setempat hingga dikucilkan. Tekanan tersebut akhirnya membuatnya berubah menjadi seorang penjahat yang meneror siapapun sesuka hati.
Dilansir Variety, pada awal penayangannya di Festival Film Venice bulan Agustus lalu, penonton dibuat terkesima dengan akting dari Joaquin Phoenix. Ia juga mendapat standing ovation selama 8 menit dari penonton yang hadir. Aktingnya pun dinilai pantas mendapat nominasi Oscar. Joaquin Phoenix sebelumnya dikenal berakting di film seperti Gladiator, Hotel Rwanda hingga Her.
Meski demikian, penggambaran film yang terkesan gelap dan realistis pada beberapa adegan dikhawatirkan dapat membuat penonton tidak nyaman. Adegan kekerasan yang ditampilkan pun cukup sadis dan menjadi kekhawatiran sendiri karena dapat menginspirasi penonton untuk menirukannya.
JOKER is very well made and Joaquin Phoenix is incredible—yes, Oscar-worthy—but I must say that the film is also deeply disturbing and, I fear, could incite real-world problems. Gun violence, mental illness and random senseless killings don’t play like they used to at the movies.
— Scott Feinberg (@ScottFeinberg) September 10, 2019
Namun, dikutip dari Washington Post, Todd Phillips mengatakan keluhan akan ada tindakan kekerasan yang terinspirasi dari filmnya hanyalah sekadar alasan untuk menjatuhkan film garapannya. Baginya, kontroversi dalam sebuah karya adalah hal biasa. Mengingat filmnya yang bergenre psychological thriller, wajar jika film ini mendapat rating R. Teror-teror yang dihadirkan penjahat menyeramkan ini dipastikan siap membuat penonton tidak nyaman atau malah tertarik.
Joker direncanakan akan dibuat hingga sekuel ketiga serta berstatus standalone film. Artinya, film ini tidak akan berkaitan dengan film manapun termasuk dengan DCEU (DC Extended Universe).