Yuk Kenalan dengan Sistem DRM-Free Milik GOG!

panjipngst
3 Min Read

Pada era internet saat ini, membeli games menjadi sangat mudah. Kamu bisa mendapatkan game yang kamu inginkan dalam bentuk digital. Distribusi game digital ini biasanya diatur oleh sistem yang bernama DRM atau Digital Right Management. DRM sendiri adalah sistem yang mengontrol hak atau akses penggunaan suatu benda oleh pemilik hak cipta untuk membatasi penggunaan media digital atau perangkat digital.

Tampilan Depan GOG

Berbicara soal DRM, tentunya kamu sudah familiar dengan sistem DRM yang cukup terkenal di dunia games seperti Steam, Uplay ataupun Origins. Namun juga ada sistem yang tidak menggunakan DRM atau DRM-free untuk lebih membebaskan penggunanya dari apa yang sudah dibeli. Salah satu toko yang menggunakan DRM-free adalah GOG atau lebih dulu dikenal sebagai Good Old Games.

GOG sendiri merupakan bagian dari CD Projekt untuk urusan pendistribusian game secara digital. GOG pertama kali meluncurkan layanannya di tahun 2012 dengan menjual judul game seperti Alan Wake, Metro Redux, Assassin’s Creed dan lain-lain. Hingga kini berbagai judul terus hadir di situs mereka, termasuk game-game retro.

Perbedaan paling mendasar dari DRM dan DRM-free adalah lisensi game yang kamu beli. Pada sistem DRM, kamu sebenarnya tidak betul-betul membeli game tersebut, melainkan kamu hanya “dipinjamkan” lisensinya untuk memainkan game tersebut. Tentu dengan menggunakan sistem DRM developer akan lebih diuntungkan karena hak ciptanya cukup dilindungi dengan sistem tersebut dan menekan angka pembajakan. Namun di satu sisi, konsumen juga dirugikan karena tidak dapat dengan leluasa memainkan game tersebut karena penggunaannya terbatas di dalam DRM tersebut.

Tampilan Library GOG

DRM-free sendiri mengizinkan konsumen untuk menggunakan game yang sudah mereka beli secara leluasa kepada konsumen tersebut. Jadi game yang sudah mereka beli dapat mereka install atau gandakan dan dipakai pada sistem lain sesuai keinginan mereka tanpa pembatasan apapun. Hal ini sangat menguntungkan bagi para konsumen, namun bagi para developer hal tersebut dapat membuka potensi pembajakan yang tinggi karena tidak dilindungi oleh sistem DRM. Meskipun terlihat cukup bebas, biasanya pihak penjual melarang konsumen untuk menjual ulang game tersebut.

Sebagai perumpamaan, ketika kamu membeli game dari Steam, maka kamu harus memasang aplikasi Steam terlebih dahulu pada komputer yang ingin digunakan, setelah itu kamu harus login menggunakan akunmu, barulah game pada library bisa dimainkan. Namun jika kamu menggunakan GOG sebagai pihak non-DRM, maka kamu cukup men-download game yang ada di library GOG kamu, nantinya kamu akan mendapat “file mentah” dari game tersebut. File instalasi mentah tersebut nantinya bisa kamu copy ke penyimpanan eksternal untuk langsung digunakan pada komputer lain, tanpa harus memasang aplikasi GOG atau melakukan login akun GOG kamu.

Cukup menarik bukan?

 

 

TAGGED:
Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *